AP
WASHINGTON, KOMPAS.com — Selain mencari informasi penting di Google, lebih dari setengah pengguna internet ternyata juga suka mencari informasi mengenai diri sendiri di layanan search engine tersebut. Itulah salah satu hasil survei yang dilakukan Pew Research Center's Internet & American Life Project terhadap 2.253 orang di Negeri Paman Sam itu pada 18 Agustus dan 14 September 2009.
Hasil survei menunjukkan sebanyak 57 persen orang dewasa di AS gemar melakukan pencarian di Google atau biasa disebut googling dirinya sendiri. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2006 yang baru sebesar 47 persen.
Saat mereka melakukan googling terhadap nama mereka, 63 persen mengatakan bahwa mereka menemukan informasi yang relevan terhadap informasi diri mereka, sedangkan 35 persen mengaku informasi yang didapat tidak relevan. Pada halaman pertama pencarian, 31 persen mengatakan bahwa pencarian yang mereka lakukan relevan bagi mereka, sedangkan 62 persen mengatakan bahwa halaman pertama pencarian tidak relevan.
Namun, tidak berarti bahwa seseorang melakukan aktivitas googling dirinya sendiri secara rutin. Hanya 2 persen yang mengaku bahwa mereka secara teratur melakukan hal itu, 19 persen melakukan hal itu sesekali, dan 78 persen melakukannya sekali atau dua kali saja. Dalam pencarian tersebut, 42 persen mengaku mencari foto-foto mereka sendiri. Narsis juga, ya. Hal ini meningkat dari 23 persen pada tahun 2006.
Dalam hal-hal melakukan googling terhadap dirinya sendiri, tidak jarang mereka menemukan hal-hal yang mereka tidak inginkan. Sebanyak 4 persen mengatakan bahwa mereka menemukan informasi-informasi yang tidak sebenarnya dari diri mereka. Sebanyak 8 persen mencoba menghapus informasi milik mereka, seperti foto dan video, karena tidak menginginkannya.
Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa banyak orang dewasa di AS yang berpendapat bahwa semakin pentingnya identitas pribadi yang disajikan secara online. Sekitar 33 persen mengaku cemas akan privasi mereka yang terungkap di internet. Namun, kecemasan ini menurun dari 40 persen pada tahun 2006. Mayoritas pengguna, yakni sekitar 65 persen memilih mengubah pengaturan akun-akun mereka menjadi lebih ketat dan membatasi hal-hal apa saja yang dapat mereka publikasikan.
Hasil survei mengungkapkan bahwa pada usia 18-29 tahun sebanyak 71 persen mengubah setting privasi mereka menjadi lebih ketat. Kemudian pada usia lanjut, yaitu 50-64 tahun, sebanyak 50 persen memilih menghapus foto-foto dan komentar-komentar yang tidak mereka kehendaki dalam situs jejaring sosial mereka.
Hasil survei menunjukkan sebanyak 57 persen orang dewasa di AS gemar melakukan pencarian di Google atau biasa disebut googling dirinya sendiri. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2006 yang baru sebesar 47 persen.
Saat mereka melakukan googling terhadap nama mereka, 63 persen mengatakan bahwa mereka menemukan informasi yang relevan terhadap informasi diri mereka, sedangkan 35 persen mengaku informasi yang didapat tidak relevan. Pada halaman pertama pencarian, 31 persen mengatakan bahwa pencarian yang mereka lakukan relevan bagi mereka, sedangkan 62 persen mengatakan bahwa halaman pertama pencarian tidak relevan.
Namun, tidak berarti bahwa seseorang melakukan aktivitas googling dirinya sendiri secara rutin. Hanya 2 persen yang mengaku bahwa mereka secara teratur melakukan hal itu, 19 persen melakukan hal itu sesekali, dan 78 persen melakukannya sekali atau dua kali saja. Dalam pencarian tersebut, 42 persen mengaku mencari foto-foto mereka sendiri. Narsis juga, ya. Hal ini meningkat dari 23 persen pada tahun 2006.
Dalam hal-hal melakukan googling terhadap dirinya sendiri, tidak jarang mereka menemukan hal-hal yang mereka tidak inginkan. Sebanyak 4 persen mengatakan bahwa mereka menemukan informasi-informasi yang tidak sebenarnya dari diri mereka. Sebanyak 8 persen mencoba menghapus informasi milik mereka, seperti foto dan video, karena tidak menginginkannya.
Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa banyak orang dewasa di AS yang berpendapat bahwa semakin pentingnya identitas pribadi yang disajikan secara online. Sekitar 33 persen mengaku cemas akan privasi mereka yang terungkap di internet. Namun, kecemasan ini menurun dari 40 persen pada tahun 2006. Mayoritas pengguna, yakni sekitar 65 persen memilih mengubah pengaturan akun-akun mereka menjadi lebih ketat dan membatasi hal-hal apa saja yang dapat mereka publikasikan.
Hasil survei mengungkapkan bahwa pada usia 18-29 tahun sebanyak 71 persen mengubah setting privasi mereka menjadi lebih ketat. Kemudian pada usia lanjut, yaitu 50-64 tahun, sebanyak 50 persen memilih menghapus foto-foto dan komentar-komentar yang tidak mereka kehendaki dalam situs jejaring sosial mereka.